Saya memang bukan penyuka kopi. Minum kopi bagi saya membawa efek yang luar biasa nggak enaknya, meskipun baru menghabiskan satu cangkir saja: jantung deg-degan, cemas, rada sakit kepala, dan agak susah tidur. Bahkan dulunya saya tidak pernah menyentuh kopi. Padahal babeh saya waktu muda–bahkan kelihatannya sekarang pun masih–termasuk penggila kopi. Yah, kalau muda dulu bisa pagi dan sore, sekarang karena sudah uzur kelihatannya pagi atau sore saja.

Tetapi gara-gara kopi pula saya bisa dapat hadiah :D. Cerita kopi saya pertama, jaman dulu banget, sewaktu masih kuliah, saya suka jajan cappuccino di kantin kampus yang takarannya satu gelas besar. Rasa kopinya sih nggak terlalu kental, bahkan cenderung seperti susu coklat. Karena abang penjualnya lumayan ganteng dengan rambut gondrong (haha.. :D), saya pun menulis sebuah cerpen bertema love story, dan ternyata dimuat di majalah remaja Cerita Kita asuhan K.Atmodjo (yang sekarang sayangnya sudah tidak terbit lagi).

Cerita kopi saya yang kedua, baru-baru ini saya masukkan ke blognya femalecircle, blog berbasis komunitas dari Female Radio. Di situ saya bercerita mengenai asal-muasal, penyebab saya minum kopi untuk pertama kalinya. Pengalaman itu terjadi di Italia tahun 2008, sewaktu saya sedang tinggal di sana dalam rangka kuliah Master. Eh, nggak disangka, cerita itu memenangkan lomba blog “My Wonderful World & A Cup of Coffee” yang mereka selenggarakan, dan hadiahnya juga lumayan: merchandise dan voucher dari Starbucks! Kisah lengkapnya dapat dibaca di sini (semoga tidak dihapus sama femalecircle): Kenangan Minum Kopi a la Italia.
Ternyata, terkadang sesuatu yang nggak kita suka, membawa berkah juga :D.
Kopi buat pecintanya seperti minuman dari surga loh mbak 🙂
hahaha 😀